Kanker Payudara



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
       Kanker atau tumor ganas adalah istilah untuk menjelaskan suatu penyakit dimana sel-sel tubuh yang normal berubah menjadi abnormal. kanker dapat menyebar ke organ-organ lain dalam tubuh manusia dan menyebabkan kematian. Kanker bisa terjadi pada berbagai jaringan dalam berbagai organ dalam tubuh. Kanker payudara merupakan salah satu penyakit yang paling mengancam kehidupan kaum wanita. Penyakit ini tidak hanya berdampak pada fisik akan tetapi juga psikis, seperti stress. Pada dasarnya, manusia mempunyai sifat yang holistik yaitu makhluk fisik dan sekaligus psikologis yang saling mempengaruhi, sehingga apa yang terjadi dengan kondisi fisik akan mempengaruhi pula kondisi psikologisnya (Lubis, 2009)
       Dampak kanker payudara dan pengobatanya terhadap aspek bio-psiko-sosio-spiritual adalah pasien kanker payudara sering mengekspresikan ketidak berdayaan, merasa tidak sempurna, merasa malu dengan bentuk payudara,ketidak bahagiaan, merasa tidak menarik lagi, perasaan kurang diterima oleh orang lain, merasa terisolasi, takut, berduka, gagal memenuhi kebutuhan keluarga, sulit berkonsentrasi, kecemasan dan depresi. Reaksi kecemasan pada seorang pasien kanker payudara sering muncul tidak saja sewaktu pasien diberi tahu mengenai penyakitnya, tetapi juga setelah menjalani operasi, kecemasan tersebut lazim nya mengenai masalah financial, kekhawatiran tidak diterima dilingkungan keluarga atau masyarakat.
Rounded Rectangle: 1        Umumnya manusia memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan baik, namun ada juga individu yang mengalami kesulitan untuk melakukan penyesuaian dengan persoalan yang dihadapi, mereka bahkan gagal melakukan koping yang sesuai tekanan yang dialami, atau mereka menggunakan koping yang negatif, koping yang tidak menyelesaikan persoalan dan tekanan tapi lebih pada menghindari atau mengingkari persoalan yang ada. Koping adalah mekanisme untuk mengatasi perubahan yang dihadapi. Apabila mekanisme koping ini berhasil, seseorang akan dapat beradaptasi terhadap perubahan atau beban tersebut
        WHO dan Bank Dunia, WHO ( dalam fact sheet , 2012 ) menyebutkan bahwa pada tahun 2008 dari 7,6 juta kematian di dunia yang terjadi akibat penyakit,  13 % kematian tersebut di sebabkan oleh penyakit kanker dan 458 ribu kasus kanker payudara.
        American cancer society (ACS) melaporkan satu dari dua orang laki-laki dan dua dari tiga wanita di Amar amerika menderita kanker (dalam mattioli,2008) diantaranya kanker payudara. Sedangkan di ASIA insiden berdasarkan Age Standardized Ratio (ASR) masih rendah dikebanyakan Negara walaupun angka mencakupi 50/1000.000 penduduk world standardized rate). Dan secara nasional di Indonesia insiden kanker belum dapat di identifikasi karena belum terdapat registrasi kanker di Indonesia terdapat sebanyak 23.310 kejadian kanker dan kanker payudara sebanyak 2.743 pasien ( Haryono,2012).
             Laporan indeks diagnosa pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Koja periode Januari 2014 sampai dengan Oktober 2014 di dapatklan bahwa penderita Ca Mamae menempati urutan ke-2 dari 186 kasus Carsinoma
            Hasil penelitian Vachan (2006) stress psikosial dan mekanisme koping pasien kanker setelah mendapat terapi, yang menemukan bahwa pasien kerap mengalami  depresi dan kecemasan sampai pada tahap post traumatic stress disorder,sehingga hal ini intervensi perawat menjadi sangat penting dalam mengefektifkan mekanisme koping pasien, guna menemukan masalah tersebut hal ini memerlukan dukungan keluarga pasien. Apalagi melihat terapi yang akan dijalani seperti terapi bedah, radioterapi, kemotherapi.
           Untuk itu dibutuhkan berbagai strategi keperawatan untuk membantu mengatasi berbagai efek yang di timbulkannya. Individu dengan penyakit kronis serigkali menanyakan  berbagai macam pertanyaan yang menyangkut bagaimana penyakit menjadi bagian dari dirinya, dan seringkali keluarga pun terpengaruh dengan situasi yang dialami klien. Akibatnya keluarga ataupun lingkungan social tidak mampu meberikan dukungan secara efektif terhadap gangguan kesehatan yang dialaminya ( Potter dan Perry, 2005 )
      Sumber dukungan  yang didapat dari :  pasangan keluarga, dan teman. Sumber   dukungan dari keluarga merupakan pengaruh yang paling baik terhadap individu karena sumber dukungan ini bersifat apa adanya, tanpa dibuat-buat dan memiliki norma yang berlaku tentang kapan sebuah dukungan akan diberikan.Sumber dukungan dapat berupa afeksi, persetujuan, kepemilikan, dan keamanan yang didapat melalui interaksi dengan orang lain (Kuntjoro,  2002).
       Komponen penting dukungan keluarga yang di butuhkan oleh pasien kanker payudara saat menjalani terapi adalah pemberian kasih sayang, perhatian, pengakuan integritas diri, dan bantuan  terhadap perawatan diri karena kelemahan fisik yang dialami ( Sarafino, 1998 ). Kebutuhan ini akan diperoleh melalui dukungan keluarga yang sesuai dengan harapan pasien, tapi pada kenyataanya dukungan keluarga yang diberikan kadang tidak sesuai dengan harapan dan keinginan pasien kanker payudara, dan fenomena yang diamati selama di rumah sakit terhadap pasien kanker payudara adalah adanya ungkapan rasa kesendirian selama perawatan untuk menjalani pengobatan serta kehilangan peran dalam berkehidupan rumah tangga. Berdasarkan hal tersebut diatas maka perlu adanya kajian  untuk menggali bagaiman dengan kanker dengan pendekatan. penggalian pengalaman dimaksudkan dalam hal ini adalah bagaimana pasien memaknai saat menjalani pengobatan.
     Pada stadium pertama dan kedua dapat dilakukan mastektomi atau pengangkatan payudara dila            njutkan pada kemoterapi, pada stadium III A dilakukan mastektomi radikal ditambah dengan kemoterapi atau mastektomi simpleks dengan radioterapi sedangkan pada stadium IIIB dilakukan biopsy, insisi dan dilanjutkan radiasi, dan pada stadium akhir hanya dilakuakan kemoterapi CMF.
   


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Description: Description: C:\Users\USER\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE %28CARSINOMA MAMMAE%29 KANKER PAYUDARA1.jpg














a.      Anatomi fisiologi
        Payudara normal mengandung jaringan kelenjar, duktus, jaringan otot penyokong lemak, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe. Pada bagian lateral ats kelenjr payudara, jaringan kelenjar ini keluar dari bulatannya kearah aksila, disebut penonjolan Spence atau ekor payudara. Setiap payudara terdiri atas 12-20 lobulus kelenjar yang masing-masing mempunyai saluran ke papilla mammae, yang disebut duktus lactiferous. Diantara kelenjar susu dan fasia pectoralis, juga diantara kulit dan kelenjar tersebut mungkin terdapat jaringan lemak. Diantara lobules tersebut ada jaringan ikat yang disebut ligamnetum cooper yang memberi rangka untuk payudara.

Perdarahan payudara terutama berasal dari cabang a. perforantes anterior dan a. mammaria interna, a. torakalis lateralis yang bercabang dari a. aksilaris, dan beberapa a. interkostalis. Persarafan kulit payudara diurus oleh cabang pleksus servikalis dan n. interkostalis. Jaringan kelenjar payudara sendiri diurus saraf simpatik. Ada beberapa saraf lagi yang perlu diingat sehubungan dengan penyulit paralisis dan mati rasa pasca bedah, yakni  n. intercostalis dan n. kutaneus brakius medialis yang mengurus sensibilitas daerah aksila dan bagian medial lengan atas.
Penyaliran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke aksila, sebagian lagi ke kelenjar parasternal, terutama dari bagian yang sentral dan medial dan adapula penyaliran yang ke kelenjar interpectoralis. Pada aksila terdapat rata-rata 50 buah kelenjar getah bening yang berada disepanjang arteri dan vena brakialis.
Jalur limfe lainnya berasal dari daerah sentral dan medial yang selain menuju ke kelenjar sepanjang pembuluh mammaria interna, juga menuju ke aksila kontralateral, ke m. rectus abdominis lewat ligamentum falsiparum hepatis ke hati, pleura dan payudara kontralateral.

b.    Fisiologi Payudara
Payudara merupakan kelenjar tubuloalveolar yang bercabang-cabang, terdiri atas 15-20 lobus yang dikelilingi oleh jaringan ikat dan lemak. Tiap lobus mempunyai duktus ekskretorius masing-masing yang akan bermuara pada puting susu, disebut duktus laktiferus, yang dilapisi epitel kuboid selapis yang rendah, lalu ke duktus alveolaris yang dilapisi epitel kuboid berlapis, kemudian bermuara ke duktus laktiferus yang berakhir pada putting susu.
Ada 3 hal fisiologik yang mempengaruhi payudara, yaitu :
a)     Pertumbuhan dan involusi berhubungan dengan usia
b)     Pertumbuhan berhubungan dengan siklus haid
c)      Perubahan karena kehamilan dan laktasi.
2.1 Konsep Ca Mamae
         2.1.1 Pengertian .
Ca mammae merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun jaringan ikat pada payudara (Wijaya, 2005).
Ca Mamae adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Jika benjolan kanker tidak terkontrol, sel-sel kanker bias bermestastase pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bias terjadi pada kelenjar getah bening ketiak ataupun diatas tulang belikat. Seain itu sel-sel kanker bias bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005)
Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara. Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara. (Medicastore, 2011)

2.1.2.  Etiologi .
Sebab-sebab keganasan pada mammae masih belum diketahui secara pasti (Price & Wilson, 1995), namun ada beberapa teori yang menjelaskan tentang penyebab terjadinya Ca mammae, yaitu:
a.       Mekanisme hormonal
Steroid endogen (estradiol & progesterone) apabila mengalami perubahan dalam lingkungan seluler dapat mempengaruhi faktor pertumbuhan  bagi ca mammae (Smeltzer & Bare, 2002: 1589).
b.       Virus
Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.
c.         Genetic
d.         Ca mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya “linkage genetic”  autosomal dominan (Reeder, Martin, 1997).
Penelitian tentang biomolekuler  kanker menyatakan delesi kromosom 17 mempunyai peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan (Reeder, Martin, 1997).
e.       mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan riwayat keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 1995) serta mutasi gen supresor tumor p 53 (Murray, 2002).
f.        Defisiensi imun
Defesiensi imun terutama limfosit T  menyebabkan penurunan produksi interferon yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan jaringan kanker dan meningkatkan aktivitas antitumor .


Etiologi Ca Mamaetidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :
a.     Tinggi melebihi 170 cm
b.     Masa reproduksi yang relatif panjang.
c.      Faktor Genetik
d.     Ca Payudara yang terdahulu
e.     Keluarga :  Diperkirakan 5 % semua kanker adalah predisposisi keturunan ini, dikuatkan bila 3 anggota keluarga terkena carsinoma mammae.
f.       Kelainan payudara ( benigna ) : Kelainan fibrokistik ( benigna ) terutama pada periode fertil, telah ditunjukkan bahwa wanita yang menderita / pernah menderita yang porliferatif sedikit meningkat.
g.     Makanan, berat badan dan faktor resiko lain
h.     Faktor endokrin dan reproduksi : Graviditas matur kurang dari 20 tahun dan graviditas lebih dari 30 tahun, Menarche kurang dari 12 tahun
i.       Obat anti konseptiva oral
j.     Penggunaan pil anti konsepsi jangka panjang lebih dari 12 tahun mempunyai resiko lebih besar untuk terkena kanker.
( wijaya,2005)

2.1. 3.  Patofisiologi .
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi:
1.     Fase Inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang  memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. kelainan genetik  dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.
2.    Fase Promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen). Kanker  mammae merupakan penyebab utama kematian pada wanita karena kanker (Maternity Nursing, 1997). Penyebab pasti belum diketahui, namun ada beberapa teori yang menjelaskan bagaimana terjadinya keganasan pada mammae, yaitu:
1.        Mekanisme hormonal, dimana perubahan keseimbangan hormone estrogen dan progesterone yang dihasilkan oleh ovarium mempengaruhi factor pertumbuhan sel mammae (Smeltzer & Bare, 2002). Dimana salah satu fungsi estrogen adalah merangasang pertumbuhan sel mammae .
Suatu penelitian menyatakan bahwa wanita yang diangkat ovariumnya pada usia muda lebih jarang ditemukan menderita karcinoma mammae, tetapi hal itu tidak membuktikan bahwa hormone estrogenlah yang, menyebabkan kanker  mammae pada manusia. Namun menarche dini dan menopause lambat ternyata disertai peninmgkatan resiko Kanker  mammae dan resiko kanker  mammae lebih tinggi pada wanita yang melahirkan anak pertama pada usia lebih dari 30 tahun.
2.        Virus
Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.
3.         Genetik
a.       Kanker payudara yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya “linkage genetic” autosomal dominan.
b.      Penelitian tentang biomolekuler kanker menyatakan delesi kromosom 17 mempunyai peranan penting untuknya transformasi malignan
c.       Mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan riwayat keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 1995) serta mutasi gen supresor tumor p 53 (Murray, 2002).
4.         Kanker  mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya “linkage genetic”  autosomal dominan.
5.        Penelitian tentang biomolekuler  kanker menyatakan delesi kromosom 17     mempunyai peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan.
6.         Defisiensi imun
Defesiensi imun terutama limfosit T  menyebabkan penurunan produksi interferon yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan jaringan kanker dan meningkatkan aktivitas antitumor. Gangguan proliferasi tersebut akan menyebabkan timbulnya sel kanker pada jaringa epithelial dan paling sering pada system duktal. Mula-mula terjadi hyperplasia sel dengan perkembangan sel atipikal. Sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma. Kanker butuh waktu 7 tahun untuk dapat tumbuh dari sebuah sel tunggal menjadi massa yang cukup besar untuk bias diraba. Invasi sel kanker yang mengenai jaringan yang peka terhadap sensasi nyeri akan menimbulkan rasa nyeri, seperti periosteum dan pelksus saraf. Benjolan yang tumbuh dapat pecah dan terjadi ulserasi pada kanker lanjut.
       Pertumbuhan sel terjadi irregular dan bisa menyebar melalui saluran limfe dan melalui aliran darah. Dari saluran limfe akan sampai di  kelenjer limfe menyebabkan terjadinya pembesaran kelenjer limfe regional. Disamping itu juga bisa menyebabkan edema limfatik dan kulit bercawak (peau d’ orange).  Penyebaran yang terjadi secara hematogen akan menyebabkan timbulnya metastasis pada jaringan  paru, pleura, otak tulang (terutama tulang tengkorak, vertebredan panggul).
         Pada tahap terminal lanjut penderita umumnya menderita kehilangan progersif lemak tubuh dan badannya menjadi kurus disertai kelemahan yang sangat, anoreksia dan anemia. Simdrom yang melemahkan ini dinyatakan sebagai kakeksi kanker.
Description: Description: C:\Users\USER\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\PATHWAY CA MAMAE.JPG

2.1.5.  Manifestasi Klinis .
Gejala  umum Ca mamae adalah :
1.      Teraba adanya massa atau benjolan pada payudara
2.      Payudara tidak simetris / mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena mulai timbul pembengkakan
3.      Ada perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar puting susu, mengkerut seperti kulit jeruk purut dan adanya ulkus pada payudara
4.      Ada perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan , panas
5.      Ada cairan yang keluar dari puting susu.
6.      Ada perubahan pada puting susu : gatal, ada rasa seperti terbakar, erosi dan terjadi retraksi
7.      Ada rasa sakit
8.      Penyebaran ke tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan kadar kalsium darah meningkat
9.      Ada pembengkakan didaerah lengan
10.  Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara.
11.  Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar.
12.  Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah diobati, serta puting susu seperti koreng atau eksim dan tertarik ke dalam.
13.  Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk (Peau d' Orange).
14.  Benjolan menyerupai bunga kobis dan mudah berdarah.
15.  Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain

2.1.6.  Pentahapan  .
Pentahapan mencangkup mengklasifikasikan Ca Mamae berdasarkan pada keluasan penyakit. Pentahapan segala bentuk kanker sangat penting karena hal ini dapat membantu tim perawatan kesehatan merekomendasikan pengobatan terbaik yang ada, memberikan prognosis, dan beberapa pemeriksaan darah dan prosedur diagnostik dilakukan dalam petahapan penyakit. Pemeriksaaan dan prosedur ini mencankup rontgen dada, pemindaian tulang, dan fungsi hepar, pentahapan klinik yang paling banyak digunakan untuk Ca Mamae adalah sistem klasifikasi TNM yang mengevaluasi ukuran tumor, jumlah nodus limfe yang terkena, dan bukti adanya metastasis yang jauh.
Tumor primer (T) :
  1. Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan
  2. T0 : Tidak terbukti adanya tumor primer
  3. Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor
  4. T1 :Tumor
a.  T1a : Tumor
b.  T1b :Tumor 0,5 – 1 cm
c.   T1c :Tumor 1 – 2 cm
  1. T2 :Tumor 2 – 5 cm
  2. T3 : Tumor diatas 5 cm
  3. T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke dinding thorax atau kulit :
a.  T4a : Melekat pada dinding dada
b.  T4b : Edema kulit, ulkus, peau d’orange
c.   T4c : T4a dan T4b
d.  T4d : Mastitis karsinomatosis
Nodus limfe regional (N) :
1.    Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan

2.    N0 : Tidak teraba kelenjar axila
3.    N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat
4.    N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu             sama lain atau melekat pada jaringan sekitarnya
5.    N3 : Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral
Metastas jauh (M) :
  1. Mx : Metastase jauh tidak dapat ditentukan
  2. M0 : Tidak ada metastase jauh
  3. M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula
Ca Mamaemempunyai 4 stadium, yaitu:
  1. Stadium I
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh. Tumor terbatas pada payudara dan tidak terfiksasi pada kulit dan otot pektoralis.
Description: Description: Description: C:\Users\USER\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE %28CARSINOMA MAMMAE%29 KANKER PAYUDARA.PNG
  1. Stadium IIa
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter kurang 5 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.
Description: Description: Description: C:\Users\USER\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE %28CARSINOMA MAMMAE%29 KANKER PAYUDARA2.png

  1. Stadium IIb
Tumor yang berdiameter kurang 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter lebih 5 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.
Description: Description: Description: C:\Users\USER\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE %28CARSINOMA MAMMAE%29 KANKER PAYUDARA3.png

  1. Stadium IIIa
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) tanpa penyebaran jauh.
  1. Stadium IIIb
     Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan terdapat penyebaran jauh berupa metastasis ke supraklavikula dengan keterlibatan limfonodus (LN) supraklavikula atau metastasis ke infraklavikula atau menginfiltrasi / menyebar ke kulit atau dinding toraks atau tumor dengan edema pada tangan.
      Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan bisa juga luka bernanah di payudara. Didiagnosis sebagai Inflamatory Breast Cancer. Bisa sudah atau bisa juga belum menyebar ke pembuluh getah bening di ketiak dan lengan atas, tapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh
Description: Description: Description: C:\Users\USER\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE %28CARSINOMA MAMMAE%29 KANKER PAYUDARA5.png
  1. Stadium IIIc
     Ukuran tumor bisa berapa saja dan terdapat metastasis kelenjar limfe infraklavikular ipsilateral, atau bukti klinis menunjukkan terdapat metastasis kelenjar limfe mammaria interna dan metastase kelenjar limfe aksilar, atau metastasis kelenjar limfe supraklavikular ipsilateral.
Description: Description: Description: C:\Users\USER\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE %28CARSINOMA MAMMAE%29 KANKER PAYUDARA6.png
7.      Stadium IV
Tumor yang mengalami metastasis jauh, yaitu : tulang, paru-paru, liver atau tulang rusuk.

Description: Description: Description: C:\Users\USER\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE %28CARSINOMA MAMMAE%29 KANKER PAYUDARA7.png
Status penampilan (performance status) kanker menurut WHO (1979) :
  1. 0 : Baik, dapat bekerja normal.
  2. 1 : Cukup, tidak dapat bekerja berat namun bekerja ringan bisa.
  3. 2 : Lemah, tidak dapat bekerja namun dapat berjalan dan merawat diri sendiri 50% dari waktu sadar.
  4. 3 : Jelek, tidak dapat berjalan, dapat bangun dan merawat diri sendiri, perlu tiduran lebih 50% dari waktu sadar.
  5. 4 : Jelek sekali, tidak dapat bangun dan tidak dapat merawat diri sendiri, hanya tiduran saja.

2.1.7.   Pemeriksaan Laboratorium Dan Diagnostik Ca Mammae
a.     Pemeriksaan labortorium meliputi: Morfologi sel darah, LED, Test fal marker (CEA) dalam serum/plasma, Pemeriksaan sitologis
b.     Test diagnostik lain:
·           Non invasive: Mamografi, Ro thorak, USG, MRI, PET
·           Invasif : BiopsiAspirasi biopsy (FNAB)True cut / Core biopsyIncisi biopsyEksisi biopsy
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan :
1.     Pemeriksaan payudara sendiri
2.     Pemeriksaan payudara secara klinis
3.     Pemeriksaan manografi
4.     Biopsi aspirasi
5.     True cut
6.     Biopsi terbuka
7.     USG Payudara, pemeriksaan darah lengkap, X-ray dada, therapy medis, pembedahan, terapi radiasi dan kemoterapi.





2.1.9.  Komplikasi
Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru,pleura, tulang dan hati.  Selain itu Komplikasi Ca Mammae yaitu:
a.     Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe dan pembuluh darahkapiler ( penyebaran limfogen dan hematogen, penyebaran hematogen dan limfogen dapat mengenai hati, paru, tulang, sum-sum tulang ,otak ,syaraf ).
b.      gangguan neurovaskuler
c.      Faktor patologi
d.      Fibrosis payudara
e.      kematian

2.1.10.  Penatalaksanaan Medis Ca Mammae
     1.     Pembedahan
a.      Mastectomy radikal yang dimodifikasi
Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot pectoralis mayor. Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat namun otot pectoralis minor bisa jadi diangkat atau tidak diangkat.
b.      Mastectomy total
Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan otot pectoralis mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot dinding dada tidak diangkat.
c.      Lumpectomy/tumor
Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak turut diangkat. Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan payudara normal yang berada di sekitar tumor tersebut.
d.      Wide excision/mastektomy parsial. Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal.
e.      Quadranectomy.
Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot pectoralis mayor.
2.     Radiotherapy
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis, radang tenggorokan.
3.     Chemotherapy
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran darah. Efek samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat, mudah terserang penyakit.
4.     Manipulasi hormonal.
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy. Dapat juga digabung dengan therapi endokrin lainnya.



                                                                                                                     

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nutrisi pada ibu post partum

DUTA BUKU "MEROKOK = EGOIS"

STUDI KASUS ASKEP OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL