DUTA BUKU "WANITA KARIR VS IBU RUMAH TANGGA"

Wanita karir VS Ibu Rumah Tangga


Dalam kesempatan ini, tulisan saya bukan bermaksud membandingkan tentang wanita yang bekerja dan yang tidak bekerja. Karena menurut saya keduanya mempunyai keistimewaan masing-masing. Tulisan ini hanya ingin mencoba memberikan gambaran bahwa tidak ada yang lebih baik diantara keduanya. Keduanya sama-sama memiliki tugas yang istimewa dan bermartabat. Tergantung para pembaca memandang dan menyikapi kedua profesi tersebut. Namun patut dicatat dari kedua profesi tersebut mempunyai kesamaan yaitu sama-sama seorang wanita.

Bagi setiap wanita yang akan menikah pasti memiliki cita-cita yang berbeda. Itupun disesuaikan dengan kondisi calon pasangannya. Ada pasangan yang mengizinkan untuk tetap menjadi wanita karir, namun ada juga yang menginginkan pasangannya hanya menjadi ibu rumah tangga saja. Semua itu juga tergantung pada kondisi perekonomian keluarga mereka.

Sebagai seorang wanita yang juga sebagai seorang anak, tentunya ingin berbakti kepada orangtua yang telah menyekolahkannya. Caranya dengan memiliki pekerjaan yang mapan sehingga dapat membahagiakan orangtuanya. Namun begitu menjadi seorang istri, kewajibannya adalah berbakti kepada suami. Sehingga keputusan yang diambil harus seizin dengan suami. Ketika seorang wanita memutuskan menjadi seorang wanita karir, dia harus mampu membagi waktunya untuk melayani suami dan melakukan pekerjaannya. Tidak mudah melakukannya, namun tidak juga sulit selama semua dilakukan dengan ikhlas dan bahagia. Serta yang terpenting adalah manajemen waktu yang tepat. Manajemen waktu yang baik dan tepat akan sangat  dibutuhkan jika dari pernikahan tersebut sudah dikaruniai anak. Wanita tersebut harus mampu membagi waktunya yang 24 jam kedalam urusan pekerjaan, suami dan anak. Dia harus mampu melakukan usahanya yang terbaik untuk keluarga dan pekerjaan. Porsi yang diberikanpun harus sesuai dan seimbang.
Bagi wanita yang tidak pandai mengatur waktunya akan terjadi ketidakseimbangan dalam hidupnya. Masalah akan timbul baik dari pekerjaan ataupun keluarga. Dibutuhkan komitmen yang kuat bagi wanita yang sudah berkeluarga namun juga tetap menjadi wanita karir.

Wanita karir yang berhasil bukan hanya dilihat prestasinya dalam karir namun juga prestasi anak-anak dan keluarganya. Karena ini merupakan keberhasilannya dalam mengatur waktu dan memberikan pendidikan terbaik untuk anak-anaknya yang juga menjadi tanggungjawabnya sebagai seorang ibu. Namun tidak menjadi standard juga jika ada anak-anak yang tidak berprestasi karena kegagalan sang ibu yang juga seorang wanita karir. Karena ada banyak factor yang mendukung berprestasinya seorang anak.

Bagi Ibu rumah tangga pun belum tentu memiliki keberhasilan dalam mengasuh anak-anaknya. Karena banyak juga ibu rumah tangga yang menghabiskan waktu untuk hang out bertemu teman-temannya atau kerumah tetangga hanya untuk bergosip ria. Sehingga kita tidak boleh mengambil kesimpulan hanya dari satu sisi. Kita tidak boleh melihat hanya karena wanita karir ataupun ibu rumahtangga saja. Karena keberhasilan sebuah keluarga dipengaruhi oleh berbagai factor seperti fungsi ayah, finansial keluarga dan  lingkungan.

Saat ini, banyak terjadi wanita karir yang meninggalkan karirnya demi kestabilan keluarga. Alasannya bermacam – macam, seperti  karena tidak ada yang menjaga anak, karena tidak ada asisten rumah tangga, rumah yang jauh dari kantor dan karena sebab – sebab lainnya. Semua itu adalah pilihan. Namun, sejatinya wanita karir yang sudah beralih menjadi  ibu rumah tangga ini pun bukan berarti dia tidak bisa lagi berkarya. Karena, pekerjaan rumah tangga itu dimulai dari bangun tidur sampai waktunya  tidur kembali. Apalagi bagi Ibu rumah tangga yang memiliki seorang bayi. Seluruh waktunya yang 24 jam untuk mengurus rumah tangga.

Saat ini banyak ibu – ibu rumah tangga yang kreatif yang mengisi waktunya dengan berjualan online. Terkadang, ibu – ibu ini waktunya penuh terisi dengan aktivitas jual belinya. Dari mulai memasang dagangannya di sosmed, melayani pembeli melalui chat, sampai memasang gambar-gambar barang jualannya yang  membutuhkan waktu yang tidak sebentar juga. Terkadang waktu bekerjanya melebihi yang wanita karir yang bekerja di office hour. Karena mereka juga yang mengurus packing dan juga mengantar ke jasa pengiriman. Kecuali ibu-ibu yang sudah memiliki karyawan, tentunya tinggal melakukan follow up usahanya tersebut.

Sehingga, dengan keadaan seperti ini, tidak ada lagi sebenarnya batasan ataupun perbedaan antara wanita karir dan ibu rumah tangga. Karena, sejatinya, wanita karir ya ibu rumah tangga dan sebaliknya ibu rumah tangga ya wanita karir. Yang membedakan hanyalah jenis pekerjaan yang dilakukannya. Bagi wanita bekerja, sepulang dari kantor, juga melakukan pekerjaan rumah tangga. Sedangkan ibu rumah tangga, juga berkarir dengan melakukan hal-hal yang positif lainnya. Tinggal bagaimna kita melihat dari hasil karya para wanita tersebut. Apakah positif atau negative. Menjadi positif jika hasil karya yang diciptakannya bermanfaat untuk orang lain dan terjadi keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga. Dan akan negative jika terjadi ketidakseimbangan antara pekerjaan yang dilakukan dengan kondisi keluarganya.

Semoga tidak ada lagi yang memandang rendah profesi ibu rumah tangga dan menyanjung wanita karir. Karena secara fitrahnya, tugas seorang wanita adalah memang hanya mengurus rumah tangga, sedangkan mencari nafkah atau bekerja adalah tugas pria. Namun, tidak menjadi larangan wanita yang bekerja selama mendapatkan izin dari suaminya.



Bogor, 27 Juni 2019 @vsp_77@





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nutrisi pada ibu post partum

DUTA BUKU "MEROKOK = EGOIS"

STUDI KASUS ASKEP OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL