DUTA BUKU "TAKUT MENUA"

Takut  Menua

Sebagai manusia pasti akan melewati tahap lanjut usia. Kecuali manusia yang ditakdirkan untuk meninggal pada usia muda. Tahapan menua adalah lumrah, dimana terdapat beberapa kerutan diwajah, beruban dan adanya penurunan fungsi tubuh. Banyak yang menerima tahapan tersebut dengan biasa saja. Namun, ternyata banyak juga yang sangat takut melewati masa itu.
Mereka yang takut melewati masa ini,  melakukan banyak hal untuk menyamarkan tanda-tanda yang muncul.  Ada yang rajin ke salon untuk perawatan wajah atau bahkan hanya sekedar mencat rambut agar menutupi ubannya yang mulai muncul helai perhelai.

Apa sebenarnya yang mereka takuti? Apakah benar hanya karena sekedar tumbuh uban atau munculnya kerutan di wajah? Bukankah munculnya tanda-tanda yang saya sebutkan tadi wajar?
Ternyata, banyak orang yang takut kelihatan menjadi tua. Mereka khawatir, dengan munculnya kerutan diwajah mereka, mengurangi ketampanan dan kecantikan mereka. Mereka khawatir dengan tumbuhnya uban-uban tersebut mengganggu cantiknya rambut mereka.

Berbeda halnya dengan yang menerima proses menua dengan bahagia. Mereka tidak memperdulikan perubahan – perubahan yang mulai muncul di wajah ataupun badan mereka. Mereka menganggap perubahan yang terjadi adalah proses kehidupan yang harus mereka hadapi. Dengan adanya tanda-tanda tersebut, mereka jadikan pengingat akan Tuhan. Dengan adanya tanda-tanda tersebut, mereka mulai mempersiapkan bekal untuk dibawa ke akhirat. Banyak diantara mereka yang makin taat beribadah dan  rajin mengikuti acara-acara di majlis ilmu. Mereka sadar, dengan bertambahnya usia berarti akan mendekati masa kematian, sehingga mereka memikirkan dan mempersiapkan bekal agar dapat meninggal dalam kondisi Husnul khotimah. Mereka lebih takut bahwa usia yang telah mereka lewati tidak banyak bermanfaat untuk orang lain. Mereka juga takut, karena waktu berkarya mereka tinggal sedikit lagi. Dalam doa mereka, dalam sisa usia mereka semoga diberikan kesempatan untuk selalu beribadah dan melakukan hal bermanfaat untuk orang lain.

Ternyata, takut menua tidak hanya dialami oleh orang-orang yang sudah masuk ke usia lansia. Perasaan ini juga dirasakan oleh anak-anak muda yang aktif berkarya dan banyak aktivitas. Yang menjadi kekhawatiran mereka adalah, mereka akan kehilangan popularitas, kecantikan, ketampanan fisik serta kesempatan yang saat ini sedang mereka dapatkan. Mereka takut kehilangan semua itu jika mereka menua.  Mereka berpikir jika mulai menua, mereka tidak popular lagi, tidak ada yang akan memakai mereka lagi karena sudah tidak cantik dan tidak tampan lagi. Mereka juga takut menua karena takut kemampuan mereka akan berkurang untuk melakukan sesuatu. Mereka takut jika masa itu datang, mereka akan kehilangan segalanya.

Padahal, kita sangat paham bahwa seseorang itu tidak dinilai berdasarkan fisik semata. Namun juga dari personality, karakter dan kemampuan untuk melakukan sesuatu. Buat apa menjadi cantik, memiliki tubuh yang proporsional jika memiliki sikap yang sombong ataupun angkuh dan tidak memiliki ketrampilan apapun.

Bukan saatnya lagi khawatir jika masa itu datang menghampiri kita. Bagi yang masih usia muda, akan lebih baik mempersiapkan masa menua dengan tetap berkarya dan terus memperbaiki diri. Karena sesungguhnya, apa yang kita lakukan hari ini sebagai persiapan untuk dimasa yang akan datang. Sedangkan untuk yang sudah mulai memasuki masa menua, tetaplah berbahagia, karena mampu melalui masa ini, dimana banyak juga yang tidak sampai dimasa ini. Lakukan apa yang bisa dilakukan sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dengan menua, bukan berarti berhenti berkarya, namun tetaplah berkarya sesuai dengan kemampuannya. Sesungguhnya Allah Swt selalu memberikan kelebihan pada tiap ummatnya, dan kewajiban tiap individu untuk selalu beribadah kepadaNya tanpa terkecuali. Jadi, lupakan untuk Takut Menua….                                                                        




Bogor, 26 Juni 2019 @vsp_77@






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nutrisi pada ibu post partum

DUTA BUKU "MEROKOK = EGOIS"

STUDI KASUS ASKEP OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL