Duta Buku "KEHILANGAN"

                                                                        KEHILANGAN

Pernahkah kalian merasakan kehilangan? Kehilangan benda  yang kalian suka, kehilangan motor, sampai kehilangan orang yang sangat kalian sayang. Pernahkah terpikir mengapa harus kalian yang mengalaminya? Mengapa bukan teman kalian, bukan saudara kalian, dan bukan orang yang kalian benci yang mengalami kehilangan tersebut.
Kehilangan merupakan hal yang sangat menyedihkan. Dimana kita kehilangan sesuatu yang kita suka dan sayang. Banyak cara orang menyikapi hal tersebut. Ada yang biasa saja, namun ada juga yang sangat sedih berkepanjangan.
Saya sebagai manusia biasapun, pernah mengalaminya. Dan bagaimana respon saya tergantung hal apa yang hilang dari kehidupan saya tersebut. Saat ini, kehilangan bagi saya tetap merupakan hal yang sangat menyedihkan. Kehilangan benda kesayangan, bagi saya tidak seberapa dibandingkan harus kehilangan orang yang kita sayang.
Pernahkah kalian kehilangan seorang anak? Saya pernah. Saya termasuk wanita yang sempat pernah diuji kesabaran oleh Allah swt dengan lama dikaruniai seorang anak. Perlu waktu tiga tahun setelah menikah, baru kemudian saya hamil. Tentunya merupakan suatu kebahagiaan karena saya dan suami akan memiliki seorang anak. Namun rupanya Allah swt mempunyai rencana lain. Allah belum mengizinkan kami memiliki seorang anak. Saya mengalami Intra Uteri Fetal death pada usia kehamilan 38 minggu. Pecah tangis saya dan suami menyikapi kehilangan ini. Rasanya sedih dan saya sampai merasa takut melihat anak kecil karena takut kehilangan.
Namun, berkat dukungan dari suami dan keluarga, saya sanggup melewati kesedihan tersebut. Namun kehilangan orang yang disayang tidak berhenti sampai disitu.
Beberapa tahun kemudian saya juga kehilangan paman yang sangat kusayang. Selama hidupnya beliau selalu mengajarkan tentang kehidupan. Bagaimana menjadi seorang wanita, seorang istri dan seorang anak. Orang yang selalu mengajarkan tentang kebaikan, arti hidup, telah meninggalkan saya. Haruskah saya bersedih lagi? Saya mulai mengerti, ternyata, dalam hidup tidak selalu sesuai dengan apa yang kita rencanakan. Banyak rencana Tuhan yang telah dipersiapkan untuk kita sebagai ummatNya. Terkadang, apa yang kita pikir baik untuk kita, belum tentu baik menurut Allah Swt.
Kejadian kehilangan banyak kulihat pada saat bekerja. Tugas saya sebagai seorang perawat, sering dihadapkan pada kondisi akhir pasien pasien saya yang kadang sudah terlanjur saya sayangi. Saat itu, saya sebagai seorang perawat anak harus ikhlas untuk ditinggal seorang pasien yang sangat kusayang. Untuk dekat dengannya sangatlah tidak mudah. Perlu pendekatan secara bertahap agar apa yang saya sampaikan kepadanya dapat dia terima. Namun, betapa syoknya saya saat kutahu kondisinya semakin hari makin menurun. Rasa sakit yang dia rasakan seolah akupun merasakannya. Sedih dan sayang yang kurasa melebihi sayangku terhadap anakku sendiri. Sampai kupanjatkan doa memohon yang terbaik dari Allah untuk kebaikan pasienku tersebut. Melihat ketegarannya menghadapi rasa sakitnya, melihat orangtuanya yang selalu tegar dihadapan anaknya, memberikan pelajaran tersendiri buatku tentang arti kehilangan. Terkadang, kehilangan harus kita persiapkan sekalipun itu pahit untuk kita. Namun, selalu percaya dan selalu menerima ketentuan Tuhan akan membentuk perasaan yang kuat dalam menghadapi kehilangan itu sendiri.
Bagaimana dengan kehilangan jabatan ataupun posisi nyaman bagi manusia? Untuk kehilangan yang satu ini, saya tidak pernah mengalaminya. Namun, saya pernah melihat atasan dan teman saya yang kehilangan jabatan, posisi ataupun ketenaran. Banyak diantara mereka yang tampak aneh setelah kehilangan tersebut. Mereka mengalami stress post power syndrome, dimana mereka masih bertindak serasa masih bos. Padahal sudah tidak lagi menjadi atasan. Seandainya saja mereka menyadari bahwa roda itu berputar. Dimana Allah Swt dapat memposisikan kita kadang diatas, dan bisa tiba-tiba dibawah. Sebagai manusia kita harus siap dalam posisi apapun. Seandainya saja kita siap dan ikhlas menjalani peran kita didunia, tentunya kitapun akan bahagia menjalani hal apapun termasuk kehilangan.
Sejatinya, kehilangan tidak selalu identik dengan kesedihan. Karena Allah swt pasti sudah mempersiapkan rencana terindahnya untuk setiap kehidupan ummatNya. Sekalipun dalam bentuk kehilangan.

Bogor, 25 Juni 2019
@vsp_77@





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nutrisi pada ibu post partum

DUTA BUKU "MEROKOK = EGOIS"

STUDI KASUS ASKEP OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL